Senin, 13 Oktober 2014

Seni Musik Asia

Seni Budaya 

                                       Seni Musik Asia

 

Musik Asia







China

     Bangsa China memiliki kekayaan budaya musical yang telah tumbuh dan berkembang sejak dulu. Pada tahun 1999 ditemukan suling jiahu. Instrument musik tertua di dunia yang terbuat dariu tulang yang dibuat kira-kira pada 7000 tahun SM. Contoh lainnya adalah sebuah koleksi lonceng, drum, alat musik tiup, dana alat musik dawai dari perunggu pada makam bangsawan Yi dari Zeng (abad 5 SM)
     Bangsa Cina mempercayai suatu tradisi bahwa bunyi nada yang harmonis merupakan keselarasan alam semesta. Selama lebih dari 2000 tahun Cina dikuasai oleh pengajaran ahli filsafat Confusius yang percaya bahwa musik merupakan gambaran sosial budaya masyarakat dan peribadatan suatu totalitas kegiatan terpelajar, meliputi berpikir, bertindak, dan mengatur. Oleh karena itu, musik merupakan suaut syarat mutlak yang harus dipenuhi seseorang yang terpelajar untuk berfungsi dengan baik di dalam masyarakat.
     Sekitar abad ke-19 tradisi musik Cina mulai terpengaruh tradisi musik Eropa. Mereka mulai diperkenalkan instrument musik Barat, orkes simfoni, dan konser opera Barat. Berbagai gedung pertujukkan mulai tumbuh di Cina. Sehingga , masuklah bangsa Cina dalam modernisasi musik. Saat ini, musik tradisional Cina dimainkan seiring dengan komposisi modern. Musik kontemporer popular Cina merupakan hasil perpaduan musik tradisional Cina dengan musik popular.

-Sheng
     Sheng (Tionghoa: ; Pinyin: shēng) adalah sejenis alat musik tiup yang terdiri dari beberapa buah pipa vertikal yang digunakan dalam orkes musik tradisional Cina. Alat musik ini dibuat dari sejumlah pipa berlidah getar yang diletakkan secara vertikal ke dalam labu kecil berbentuk seperti mangkuk. Setiap pipa memiliki sebuah lubang untuk dibuka dan ditutup, persis di bawah lidah getar.

-Dizi
     Dizi (笛子)adalah nama alat musik tiup berupa seruling horizontal yang berasal dari Cina.[1][2][3] Dizi berawal dari Asia Tengah dan masuk ke Tiongkok pada 2 SM dan mengubah bahan dasar Dizi menjadi bambu.[2] Saat itu Dizi terbuat dari tulang.[1] Sebelum Dinasti Han, Dizi yang pada masa itu disebut Di mengacu pada seruling vertikal.[1] Kemudian pada masa Dinasti Tang barulah diadakan perbedaan yaitu nama Di untuk seruling horizontal dan Xiao untuk seruling vertikal.[1] Pada abad ke 7 M, sebuah selaput ditambahkan dan namanya berubah menjadi Dizi.[1]
     Dizi modern memiliki 12 lubang yang terdiri dari satu lubang untuk meniup, satu lubang membran, enam lubang untuk memainkan, empat lubang untuk memperbaiki tinggi rendah nada dan memasang pajangan.[2][1] Berbeda dengan Xiao, Dizi memiliki nada jernih dan bergema sehingga cocok untuk mengekspresikan irama gembira dan dapat meniru suara burung-burung yang berbeda.

-Pipa
     Pipa (bahasa Tionghoa: 琵琶pinyin: pípá, baca: bíbá) adalah alat musik tradisional di China. Pipa adalah alat musik petik yang badannya terbuat dari kayu dan telah dimainkan selama lebih dari 2000 tahun di China. Alat musik pipa ini telah ada pada zaman dinasti Qin (221 BC - 206 BC). Pipa pada awalnya memiliki bentuk yang lurus vertical pada bagian atas dan dilapisi oleh kulit pada bagian permukaannya, terdiri dari 4 senar dan mempunyai 12 nada standard.
     Pipa modern yang sekarang dapat kita jumpai, mirip dengan instrument dari Persia atau Timur Tengah yaitu 'Barbat' dan diperkenalkan ke China pada masa dinasti Jin (265-420 A.D.)
     Pada masa dinasti Tang (618-907 A.D.), Alat musik Pipa menjadi populer dalam mengisi acara kerajaan dan mengalami perubahan. 

-Guzheng
     Guzheng atau kecapi Cina termasuk alat musik tradisional Cina yang paling populer. Guzheng mempunyai bentuk seperti kotak yang cembung dan terbuat dari kayu sebagai kotak suara, diatasnya terbentang 21 senar. Di tengah senar tersebut ditempatkan pengganjal yang dapat digeser untuk menaikan atau menurunkan frekuensi nada. Senar-senar tersebut di setel pada nada pentatonis China yang terdiri dari nada: do, re, mi, sol dan 

Jepang

     Musik Jepang pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan Cina dan Semenanjung Korea, tetapi lama kelamaan mempunyai sifat dan cirri tersendiri. Ragam musiknya banyak digunakan di kuil-kuil, untuk memuja dewa, di istana, dan untuk hiburan sosial.
     Orkes gagaku (musik Jepang masa lampau) telah ada sejak abad ke-8. orkes gagaku terdiri dari 17 musisi yang bermain instrument tiup kayu, petik, dan perkusi. Instrument tiup meliputi flute(ryuteki), oboe(hichiriki), dan harmonica mulut (sho). Instrument petik terdiri dari kecapi bengkok(shoko) dan drum besar(taiko).
     Sekitar abad ke-15 musik instrument tunggal, shamisen dan koto menjadi popular khususnya untuk memberikan iringan lagu dan drama musik. Perkembangan musik drama mencapai keemasannya pada abad ke-17, dengan format kabuki dari musik teater tradisional jepang.
     Adanta restorasi Meiji pada pertengahan abad ke-18 membuat pengaruh Barat mulai masuk dalam perkembangan musik Jepang. Banyak format musik tradisonal Jepang dikembangkan berdasarkan format musik barat, sehingga Jepang telah memasuki perkembangan musik modern.

-Shamisen

SHAMISEN ALat Musik Tradisional JEPANG
     Shamisen yang bentuknya sangat indah, bahkan tidak sedikit orang yang bilang kalau bentuk dari alat musik ini terinspirasi dari indahnya lekukan tubuh wanita.  Bahkan masyarakat jepang sendiri banyak yang terkagum-kagum ketika pertama kali melihat keindahan bentuk shamisen ini.
     Shamisen terdiri dari 3 dawai yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda.  Yang menghasilkan suara tertinggi adalah dawai yang tipis begitu pula sebaliknya dawai yang lebih tebal akan menghasilkan suara yang lebih tinggi.

-Taiko

taiko instrumen musik jepang
     Taiko yang memiliki arti berarti “drum yang besar”.  Pada zaman/masa feodal di Jepang, taiko biasanya dipergunakan sebagai motivator kepada seluruh pasukan dan bisa juga digunakan untuk memberikan perintah dan juga mengumukan hal-hal penting.  Dikala telah memasuki medan perang taiko yaku yang artinya penabuh drum adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk mengatur langkah barisan.

-Koto

alat musik tradisional Japanese Koto
     Koto merupakan instrumen musik tradisional jepang yang sangat mirip dengan alat musik kecapi dari Indonesia.  Menurut sejarah alat musik ini masuk ke negara matahari terbit  ini sejak abad ketujuh.  Pada zaman dulu Koto merupakan salah satu musik istana.  Alat musik dimainkan secara mandiri yang artinya tidak memerlukan alat musik pengiring untuk memainkannya.   biwa_alat-musik-kecapi-jepang
     Nah selain Koto ternyata ada lagi alat musik yang mirip dengan kecapi, namun agak sedikit berbeda karena kecapi ini mempunyai leher yang pendek.  Alat Musik ini diberi nama Biwa, biasanya digunakan pada saat mengiringi cerita-cerita narasi.

-Shakuhachi

alat musik suling dari jepang
     Kalau di Indonesia mengenal suling, di negara jepang juga ada tuh alat musik yang seperti seruling namanya adalah SHAKUHACHI.  Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu (bagian dekat akar), mempunyai diameter 3,5 – 4,0 cm.   Shakuhachi ini memppunyai 5 lubang, untuk bagian depan terdapat 4 lubang dan bagian belakang terdapat 1 lubang.
     Alat Musik Tiup lain yang juga berasal dari jepang adalah Shinobue.  instrumen ini biasanya digunakan dalam pertunjukan teater Kabuki, Noh serta untuk mengiringi lagu-lagu daerah Jepang.
Sebenarnya masih banyak sekali alat musik daerah jepang, mungkin lain kali kali kita bahasa lagi.  Akhir kata semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat untuk mengenal lebih dekat tentang budaya dari jepang.

India

     Perkembangan musik India dimulai kira-kira semenjak abad ke-2 SM. Bangsa Arya yang berimigrasi ke India mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan musik di India. Musik bagi bangsa India mempunyai arti tersendiri, yang sangat besar pengaruhnya pada magis, religius, kesusastraan, ilmu, dan seni lainnya. Musik India adalah suatu mozaik dari gaya yang berbeda dan mencerminkan tingkat sosial yang berbeda pula. Musik klasik banyak dipertunjukkan di kota-kota untuk pertimbangan artistic. Sedangkan musik rakyat banyak ditampilkan di pedesaan menemani jalan kehidupan dan upacara agrikultur. 
Tabla

     Tabla India, instrumen perkusi dua bagian, adalah iringan berirama pokok yang paling India Utara musik klasik (yaitu khyal) dan ringan. Hal ini dikatakan memiliki asal dalam mridangam bermuka dua yang disebut drum (digunakan dalam musik India Selatan) dan pakhawaj (digunakan dalam iringan dari genre utara India dhrupad dan Dhamar). Dalam bukunya, drum ‘The Tabla’, Rebecca Stewart menelusuri kata tabla, ke tabi kata Arab, arti istilah generik. Meskipun konstruksi dari instrumen yang mirip dengan ketel-drum yang digunakan selama berabad-abad, gambar visual pertama dari sebuah instrumen yang mirip dengan tabla yang dapat ditelusuri hanya untuk 1808. Instrumen dalam bentuk yang sekarang mungkin kurang dari satu abad lama.
     The Tabla terdiri dari dua drum tegak yang dimainkan dengan jari dan telapak tangan. Setiap drum duduk di dasar cincin dari padding. Tablas adalah arguably drum paling kompleks di dunia. Setiap kepala berisi tiga kulit terpisah.
     Drum yang lebih kecil, sedikit berbentuk kerucut, disebut tabla atau dayan (harfiah kanan) umumnya dimainkan dengan tangan kanan. Hal ini terbuat dari mawar berongga atau kayu ek. Bagian atas drum ditutupi dengan membran, membentang berlapis kulit yang diadakan di tempat oleh kurung kulit. Para kayu pasak antara kawat gigi, dan drum menyesuaikan ketegangan di kurung, sehingga mengendalikan pitch dari instrumen.

Arab

     Musik tradisi Arab diyakini telah ada sejak awal abad ke-3. Budaya musiknya merupakan perpaduan dari tradisi musik dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi musik awal kerajaan Byzantium (awal abad ke-4- abad ke-6), dan nyanyian religi dari daerah semenanjung Arab.
     Berbagai tulisan musik (partitur) baru di temukan setelah berkembangnya agama Islam di Arab, yakni sejak masa dinasti Umayyah pada abad ke-7. puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Harun al Rasyid (766-809) di Bagdad, Irak. Beliau dikenal sebagai pelindung seni musik tradisi Arab. Ahli teori musik yang terkenal adalah Al Farabi (900-950) dan Avicenna (980-1037).
     Musik bagi bangsa Arab erat hubungannya dengan magis dan falakiah. Meskipun tradisi musik Arab telah mengalami perubahan beribu-ribu tahun lamanya, mereka tetap memiliki cirri khas tersendiri dalam format musiknya.

Jenis musik:

a. Negara Cina
     Menurut perkembangannya, musik Cina dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu musik tradisional dan musik modern.

• Musik Tradisional
     Musik tradisional Cina secara mayoritas mempergunakan bahasa Cina, meliputi nyanyian rakyat, nyanyian bercerita, dan opera. Terdapat lebih dari 400 opera local dan 300 nyanyian bercerita yang dipengaruhi oleh budaya local. Berbagai ragam musik tradisional kerakyatan, seperti nyanyian kepahlawanan, cinta, kerja, anak-anak, dan religius menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang terintegrasi ke dalam aktivitas sosial, seperti perkawinan, pemakaman, pemujaan, upacara religius, festival, dan perayaan lainnya.
• Musik Modern
     Pada permulaan abad ke-19, pengaruh musik Eropa mulai masuk. Western Style Conversatories didirikan pada tahiun 1920, dengan tujuan untuk melestarikan musik Cina dan musik Eropa. Mereka menyediakan progam musik Cina dan Barat baik tradisional maupun modern, dengan memadukan instrument musik, tehnik bernyanyi, gaya tradisional, dan estetika ke dalam harmoni dan orkestrasi. Musik Cina modern tetap menjaga karakteristik bangsa Cina dengan mempertahankan instrumen tradisional mereka ke dalam permainan musiknya.

b. Negara Jepang
     Musik Jepang dapat dikelompokkan dalam dua katagori, yaitu:

• Musik Tradisional
     Musik tradisional Jepang pada umumnya berbentuk musik festival religius, nyanyian bekerja, dan pengiring tarian. Pertujukkan rakyat, seperti tarian bertopeng, teater rakyat dan tarian rakyat merupakan bagian tak terpisahkan dalam musik tradisional.

• Musik Modern
     Musik modern jepang dimulai pada tahun 1867, setelah Matsuhito Meiji menjadi kaisar Jepang. Satu guru yang bertanggung jawab untuk mengenalkan gaya musik Eropa adalah Suzuki Shin’Ichi. Beliau menemukan metode pengajaran biola untuk anak-anak yang diadopsi dari sekolah musik di Amerika Serikat.

c. Negara India

• Musik Klasik
     Musik klasik India dapat diketahui dari dokumen Natya Sastra, suatu risalah drama berbahasa sansekerta yang ditulis kira-kira abad ke dua SM. Terdapat 2 tradisi klasik, yaitu Hindustani di India Utara dan Karnatik di India Selatan. Pembedaan tradisi ini terjadi mulai abad ke 16 sebagai hasil pengaruh orang Islam di India Utara.

• Musik Rakyat dan Populer
     Sekitar 75% populasi India hidup di desa. Di sini tradisi tetap bertahan dan banyak orang terbebas dari pengaruh nyanyian modern. Mereka menikmati dan bermain musik dari daftar lagu-lagu yang mandiri. Nyanyian para wanita banyak digunakan pada acara perkawinan, kelahiran bayi, festival Agrikultur, dan aktifitas rumah tangga. Nyanyian laki-laki sering diiringi dengan instrument perkusi dan berhubungan dengan praktek yang bersifat kebaktian, festival tertentu, dan bekerja. Khusus musisi daerah, kebanyakan melaksanakan pertunjukkan untuk upacara agama, kebaktian, pendidikan, dan pertunjukkan. Yang termasuk mereka ini diantaranya adalah para imam, penghibur, tukang cerita, dan rombongan teater. Peran penghibur lama-kelamaan terkikis oleh adanya film musik, yang sangat berpengaruh pada perkembangan musik di India. Terutama film-film musik yang didukung oleh orkes studio besar yang memanfaatkan musik klasik, musik rakyat, dan instrument barat. Ini membuat musik dari film atau soundtrack tersebut menjadi musik populer.

d. Negara Arab

• Nyanyian Religi
     Menurut sejarahnya, cara musik arab erat hubungannya dengan nyanyian ayat-ayat suci dalam Al-Qur’an. Dalam hal ini, nyanyian tersebut merupakan isi dari firman Tuhan yang dilantunkan dengan hafalan. Sehingga, perhatian utama dalam nyanyian tersebut adalah teks lagu. Kefasihan berpidato dan menghafal Al-qur’an sangat diperhatikan dalam budaya Arab. Karenanya, mulai dibentuk nyanyian Kasidah dengan berbagai tema seperti keindahan alam, peristiwa politik, pengalaman religius, dan cerita tradisi klasik pra-islam.

• Musik Rakyat
     Banyak musik tradisi rakyat yang dapat ditemukan di sepanjang daerah Arab. Musik Negara-negara jazirah Arab yang kaya dengan permainan drum, menunjukkan hubungannya yang luasdengan pedagang dari Afrika. Tradisi Gnawa dari Moroko, mengambil nama dari para budak Guinean yang dibawa ke Maroko dari Afrika Barat. Musik Nubian di Mesir menggambarkan musik Arab yang unik dengan sistem nada pentatonic dan irama khusus.

• Nyanyian popular
     Musik Arab Populer merupakan perpaduan dari kedua ragam musik di atas. Keyboard elektrik yang disesuaikan dengan maqamat mengiringi para penyanyi di dalam penampilannya. Drum dan irama musik rakyat menjadi bagian paling pokok dalam pertunjukkan musik yang sebagian besar dilakukan oleh kaum muda. Dalam hal lirik lagu, penyanyi berusaha untuk mempertahankan tradisi mereka sesuai dengan gaya dan bahasanya.

Sistem musik:

a. Negara Cina
     Menurut teori musik Cina (kira-kira 2700 SM) satu oktaf dibagi menjadi 12 nada, tetapi dalam permainan musiknya menggunakan 5 nada yang disebut pentatonic (penta = 5, tonik/tone = nada). Nada-nada tersebut kalau ditulis dalam notasi musik sebagai berikut:

b. Negara Jepang
     Tangga nada yang digunakan dalam bermain musik adalah tangga nada pentatonic. Susunan nada-nada yang dipergunakan dapat dituliskan sebagai berikut:

c. Negara India
     Semenjak abad ke-19 musik India memiliki susunan tangga nada yang tetap. Dalam satu oktaf telah ditetapkan terbagi menjadi 22syruti (interval) yang tidak sama. Deretan nada pokok ada dua, yakni sa-grama dan me-grama. Masing-masing deretan nada pokok tersebut mempunyai tujuh nada yaitu: sa-ri-ga-ma-pa-da-ni, yang dapat dinaikkan atau diturunkan dengan berbagai cara.

d. Negara Arab
     Musik Arab memiliki cirri khas yang berbeda dengan musik lainnya. Musiknya secara umum sangat kaya akan melodi sehingga memberi nuansa halus dan kesempatan untuk membuat berbagai variasi. Cara berolah musiknya sering memakai variasi dan improviasi dengan dasar melodi sebelumnya. Cara ini disebut maqamat. Melodi lagu terdiri dari sejumlah variasi melodi (sekitar 52 variasi0. nada-nada yang dipakai secara umum lebih banyak daripada yang dikenal dalam musik Barat. Di antaranya terdapat nada-nada yang memiliki jkarak interval yang sangat kecil (microtones).
Sistem tangga nada dalam musik Arab dapat dituliskan seperti berikut ini :

Catatan : tanda turun ¼ nada dan A2 memiliki interval augmented (lebih dari ½ nada)
Struktur pola ritme musik Arab cukup kompleks, tidak berdasarkan pola birama yang pasti dan konstan seperti musik barat (2/4, 3/4, 6/8), atau disebut nonmetris. Dalam permainan musiknya terdapat sekitar 48 pukulan dan secara khas sudah meliputi dum (ketukan beraksen, tesis), taks(ketukan tak beraksen, arsis), dan tanda diam atau istirahat. Pola ritme sederhananya dapat digambarkan seperti berikut ini. Pola ritme pada baris pertama merupakan pengembangan pola ritme dari baris kedua yang ditulis dengan skala musik.

Alat Musik Arab Tradisional



Gambus (Gitar Arab)

     Gambus adalah sebangsa gitar yang dipakai di Musik Arab, memiliki 6 jenis dawai rangkap, dawai yang dipakai adalah usus kambing atau nylon, biasanya setiap dawai rangkap sehingga ada 12 dawai semuanya, tidak ada fret (jadi seperti biola, papan polos, nada ditentukan dengan posisi jari seperti main biola), sedangkan plektrum disebuta dalam bahasa Arab sebagai risha (artinya bulu). Sekarang dawai dibuat dari nylon yang dibungkus kuningan atau tembaga) seperti dawai gitar.
Gambus memiliki suara rendah yang unik. Gambus Arab berbeda dengan yang ada di Turki, Armenia, atau Yunani. Di Turki terdapat berbagai tala, dan berbeda dengan yang ada di Arab. Nama lute di Eropa adalah berasal dari Arab, yaitu al oud.

Qanum (Kecapi Arab)

     Qanum adalah alat musik dawai seperti kecapi atau zither yang berasal dari Harpa Mesir, dan dimainkan sejak Abad X, kemudian dibawa ke Eropa pada Abad XII. Arti Qanun sebenarnya adalah Hukum.
Bentuk Qanun adalah seperti trapesium dengan papan suara yang datar untuk 81 dawai, di mana dibagi 3 kelompok akord. Cara memainkan adalah dengan meletakkan diatas pangkuan atau meja, dibunyikan dengan petikan jari di mana terdapat 4 plektrum dipasang pada ujung 4 jari (bukan jempol) setiap tangan, dawai ditumpu oleh penunjang (brigde) pada kulit domba atau ikan yang menutupi sebagian qanun yang segi empat (jadi suara dibuat dengan resonansi kulit domba/ikan tersebut). Pemain juga akan membuat Maqam baru dengan tangannya, termasuk untuk modulasi.
Pemain maestro qanun adalah: Muhammad El 'Aqqad (Mesir), Abraham Salman (Iraq).

Nay (Serunai Arab)

     Nay (bahasa Parsi berarti reed atau yang dipakai untu Clarinet), atau kalau di Sumatera disebut Serunai. Alat ini memiliki 9 sambungan, dengan 6 lubang (seperti pada suling bambu) dan 1 lubang dibawah untuk jempol (seperti pada rekorder). Berbagai panjang untuk setiap tala nada. Cara meniup seperti suling, untuk nada tinggi dengan tiupan lebih. Meskipun kelihatan sangat sederhana, namun cukup sulit, terutama kalau mau mendapat suara khusus harus berpengalaman.
Maetro nay adalah: Bassam Saba (Lebanon).

Rebana (Tamborin Arab)

     Rebana yang dikenal di sini adalah berasal dari Arab, terutama dipakai untuk Qasidah, Musik Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal dengan bama tambourine (di Arab disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau dalam musik Dangdut disebut kendang dengan kulit lembu, dan suling dari bambu, namun di Arab biasanya memakai kulit domba (banyak di sana) atau kulit ikan. Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm dan tinggi 8 cm, diberi krincingan tembaga sebanyak 5 pasang.
Karena kulit domba atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban udara, maka sebelum main mereka sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering membawa cadangan. Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat dari aluminium atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga (tentunya hal ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban udara). Malah ada rebana yang dapat ditala seperti halnya timpani.
Maestro rabana adalah: Mohamed El 'Arabi (Mesir), 'Adel Shams Eddine (Mesir), Hossam Ramzi (Mesir).

Buzuq (Mandolin Arab)

     Kata buzuq berasal dari Turki, pada masa prajurit Ottoman, yang berarti kepala terbakar. Awalnya alat musik ini dibuat dari sepotong kayu tunggal yang dipotong dan digerus, namun sekarang sudah berupa beberapa lapis kayu untuk membentukny, dan juga putaran dawai sudah dengan mekanik seperti gitar.

 ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN GAMBAR

2 komentar:

  1. Blog yang menarik, mengingatkan saya akan ertunjukan Musikal di Tibet, tentang Putri Wencheng menggambarkan perkawinan dua budaya besar, budayaTibet dan Dinasti Tang
    Saya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka di https://stenote-berkata.blogspot.com/2022/02/tibet-di-pertunjukan-musikal.html

    BalasHapus